Tengkorak Buaya Putih dan Mitos Siluman dari Sungai Kriyan

Tengkorak Buaya Putih dan Mitos Siluman dari Sungai Kriyan

BUAYA putih di Sungai Kriyan telah menjadi cerita turun temurun bagi masyarakat Cirebon, khususnya yang tinggal di sekitas lokasi tersebut. Meski kerap disebut sebagai hewan yang merupakan jelmaan dan lebih bersifat gaib, namun tengkorak dari buaya putih bisa ditemukan di Museum Keraton Kasepuhan. Di museum itu, terdapat koleksi tengkorak kepala buaya putih yang tergantung di salah satu sisinya. Tengkorak itu, dipajang bersama tiga kepala banteng yang dituliskan berasal dari Kabupaten Indramayu. “Ini kepala banteng dari Indramayu,â€ kata pemandu yang memberi penjelasan kepada pengunjung. Tepat di sisi kiri dari kepala banteng itu, nampak bagian tengkorak kepala buaya putih. Tertulis pada rangka yang cukup lengkap itu, buaya putih dari Sungai Kriyan, Kota Cirebon. “Tengkorak kepala buaya putih dari Kali Kriyan tahun 1925,â€ demikian keterangan pada bagian bawah rangka itu. Namun, tidak tersedia penjelasan lebih lanjut terkait dengan spesimen tengkorak itu. Seperti diketahui, mitos sosok Siluman Buaya Putih ini sudah lama diketahui warga dari cerita turun temurun. Mitos Kutukan dan Hewan Albino Disebutkan bahwa hewan jadi-jadian itu, hidup di Sungai Kriyan dan merupakan jelmaan salah seorang putra dari Sultan Sepuh I Syamsuddin Martawijaya. Sultah Sepuh I Syamsuddin Martawijaya adalah tokoh dibalik pembangunan Lawang Sanga guna persiapan infrastruktur Gotrasawala yang dilaksanakan Pangeran Wangsakerta. Diketahui, anak dari Sultan Syamsudin yang dikutuk menjadi buaya putih bernama Elang Angka Wijaya. Dia dikutuk karena semasa di dunia tidak pernah patuh terhadap perintah ayahnya. Elang Angka Wijaya memiliki kebiasaan kalau makan sambil tengkurap. Sultan selalu menasihati agar tidak seperti itu tapi kerap diabaikan. Hingga akhirnya sultan berucap anaknya kalau makan tengkurap seperti buaya. Di Indonesia, hewan seperti buaya putih banyak yang menganggapnya sebagai jelmaan siluman. Bahkan konon binatang ini kerap kali muncul secara misterius di sungai. Dan memiliki mitos berbeda-beda di tiap daerah di Indonesia. Sementara dari sejumlah penelitian, buaya putih dikenal sebagai jenis albino. Jenis albino ini, bahkan pernah menjadi hewan yang dipelihara di Kebun Binatang Louisiana, Amerika Serikat. Dikutip dari IFLScience, alligator albino adalah hewan langka. Alligator albino memiliki gen resesif yang mempengaruhi melanin yang mereka hasilkan. Itu membuat hewan tersebut memiliki kulit putih dan mata putih kemerahan. Kelainan di atas dapat membuat mereka kesulitan mengatur suhu tubuh dan memiliki penglihatan yang buruk.   (bbs/rc/kbe)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: